Selain puasa wajib di bulan Ramadan, umat Islam juga dianjurkan mengerjakan ibadah puasa sunah, salah satunya puasa ayyamul bidh. Amalan ini dikerjakan selama tiga hari setiap bulan Hijriah.Spesifiknya, puasa ayyamul bidh dikerjakan tiap tanggal 13, 14, dan 15 bulan Hijriah. Akan tetapi, kadang kala ada hal yang menyebabkan detikers tidak mampu mengerjakannya secara berurutan.Lantas, bolehkah puasa ayyamul bidh tidak berurutan? Merujuk salah satu video ceramah Ustaz Khalid Basalamah yang diunggah channel YouTube Sunnah Kita, berikut detikSumut sajikan jawabannya untukmu!Dalil Puasa Ayyamul BidhSebelum ke jawaban dari pertanyaan tersebut, mari terlebih dahulu melihat dalil puasa ayyamul bidh. Perlu detikers ketahui, hadis-hadis yang membahas tentang puasa hari putih-sebutan lainnya-kebanyakan berlabel sahih dan hasan. Artinya, ibadah ini bukanlah perkara yang dibuat-buat alias bidah.Apa saja hadis yang menganjurkan puasa sunah ini? Dikutip dari laman muslim.or.id, salah satunya adalah sebagai berikut:Dari 'Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun." (HR. Bukhari no. 1979)Dari riwayat tersebut, dapat detikers ketahui pula keutamaan puasa ayyamul bidh. Apabila mampu mengerjakan puasa tiga hari setiap bulannya, maka kamu akan memperoleh pahala yang setara dengan ibadah saum selama setahun penuh.Lantas, apakah pahala sebanyak itu hanya didapat ketika berhasil mengerjakan puasa ayyamul bidh secara berurutan? Temukan jawabannya di bagian berikut!Baca juga: Arti Hadza Min Fadhli Rabbi, Ungkapan Rasa Syukur atas Nikmat AllahLebih Utama Dikerjakan Berurutan, tetapi ...Berdasarkan penjelasan Ustaz Khalid Basalamah, praktik puasa ayyamul bidh yang paling afdal adalah dengan mengerjakannya di pertengahan bulan Hijriah, yakni pada hari ke-13, 14, dan 15. Hal ini berdasarkan hadis dari Ibnu Milhan al-Qoisiy, di mana ia mengatakan,"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memerintahkan pada kami untuk berpuasa pada ayyamul bidh, yaitu 13, 14 dan 15 (dari bulan Hijriah)." Ia bersabda, "Puasa ayyamul bidh itu seperti puasa setahun." (HR. Abu Daud 2449, Nasai 2434, disahihkan oleh Al-Albani).Jadi, memang yang paling dianjurkan adalah melakukan puasa hari putih di hari-hari putih itu sendiri, yaitu 13, 14, dan 15 bulan Hijriah.Walaupun begitu, Ustaz Khalid Basalamah mengatakan, jumhur ulama sepakat bahwa boleh mengerjakan puasa ayyamul bidh tidak secara berurutan. Dirinya menambahkan pendapat salah seorang syekh bernama Muhammad Sholeh Al-Utsaimin rahimahullah.Syekh Utsaimin berkata bahwa kaum muslimin boleh mengerjakan puasa ayyamul bidh secara berurutan ataupun tidak. Pendapatnya itu didasarkan pada hadis riwayat Tirmidzi no. 763 yang berbunyi,"Mu'adzah bertanya pada 'Aisyah, 'Apakah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?' 'Aisyah menjawab, 'Iya.' Mu'adzah lalu bertanya, 'Pada hari apa ia melakukan puasa tersebut?' 'Aisyah menjawab, 'Ia tidak peduli pada hari apa ia puasa (artinya semaunya)."Namun, Syekh Utsaimin kembali mengingatkan bahwa berpuasa di hari ke-13, 14, dan 15 adalah yang lebih utama. Pasalnya, hari-hari tersebut termasuk ayyamul bidh.Jadi, Apakah Boleh Puasa Ayyamul Bidh Tidak Berurutan?Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa boleh mengerjakan puasa ayyamul bidh secara tidak berurutan. Ustaz Khalid Basalamah menambahkan, kita bisa menggantinya di luar tanggal 13, 14, dan 15, dengan catatan melakukannya selama tiga hari juga.Menurut Syekh Ustaimin, hari yang dipilih sebagai pengganti juga bebas: boleh di awal, pertengahan, ataupun akhir bulan. Namun, yang paling afdal adalah mengerjakan puasa hari putih selama hari-hari putih pula (13, 14, dan 15 bulan Hijriah).Semoga artikel ini menjawab pertanyaan detikers, ya! Wallahua'lam bishawab.Baca juga: Kapan Puasa Ayyamul Bidh Februari 2023? Catat Tanggalnya!