Misteri Harimau Jawa: Telusur Jejak sang Raja Hutan di Sukabumi

Misteri Harimau Jawa: Telusur Jejak sang Raja Hutan di Sukabumi

bba2022/12/25 05:30:05 WIB
Perburuan Harimau Jawa Bogor-Sukabumi Sekitar Cicurug (Foto: Bartels/Dok Yayasan Dapur Kipahare)

Kabar kemunculan Harimau Jawa sempat membuat geger warga di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada awal Juni 2022 lalu.Kabar itu berawal dari beranda media sosial Facebook, milik Dinas Kehutanan Jabar yang mengunggah sebuah tulisan mengenai dugaan kemunculan hewan yang telah lama punah tersebut.Dalam postingan itu, Dinas Kehutanan Jabar melaksanakan rapat internal terkait adanya laporan dari masyarakat yang menyaksikan dugaan adanya penampakan Harimau Jawa, yang terlihat oleh warga Kampung Cikaramat, RT. 16 RW 6, Kemandoran Cimandala, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi, bernama Riri Yanuar Fajar (20) pada 18 Agustus 2019.Baca juga: Blak-blakan Panji Petualang soal Ular Naga Jawa

Kesaksian dugaan munculnya Harimau Jawa itu juga diperkuat dengan kesaksian empat warga lainnya yang juga berdomisili di Kampung Cikaramat. Dari pengakuannya, Riri pada 27 September 2019 mencoba menelusuri ke tempat ia menemukan Harimau Jawa dan menemukan satu helai yang diduga merupakan rambut harimau tersangkut di ranting pagar saat melompat ke jalan.Temuan bulu hewan diduga harimau di Citayam, Sukabumi Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabarBukan hanya rambut, saksi juga menemukan jejak cengkeraman kuku yang ada di sebuah batu. Ada dua jejak kuku, pada batu pertama ada tiga goresan kuku, dan batu kedua ada 3 goresan kecil kuku. Rambut diduga Harimau Jawa itu kemudian diserahkan kepada BBKSDA untuk diteliti lebih jauh.BBKSDA Pasang Camera TrapSaat dikonfirmasi, Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSDA Jawa Barat, Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau. Namun kata Halu, dari hasil pemantauan, pihaknya hanya menemukan seekor macan tutul, bukan harimau."Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon kepada detikJabar, Sabtu 4 Juni 2022.Sementara terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). "Kita sudah mengirim sampel bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab BRIN, Badan Riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk sampelnya," pungkas Halu.Kabar kemunculan diduga Harimau Jawa itu disambut bahagia warga di sana. Hal itu disampaikan Camat Surade, Chairul Ichwan meskipun kabar itu belum dapat dipastikan kebenarannya apakah harimau yang dilihat warganya jenis Harimau Jawa atau bukan.Namun terlepas dari itu, Ichwan meminta masyarakat lebih arif dengan lingkungan mulai dari cara dan pola menanam hingga mengetahui pola konservasi di area perkebunan mereka."Ketika melihat jejak atau penampakan itu agar melapor ke pemerintah desa dan aparatur pemerintah lainnya. Nanti akan kita sikapi segera berkoordinasi bisa dengan BKSDA atau Dinas Kehutanan Provinsi. Bukti-bukti yang ada atau ditemukan warga tersebut saat ini dalam penelitian BRIN dan kami belum mendapat kabar hasilnya seperti apa," ucap Ichwan.Tim gabungan mengecek lokasi penampakan harimau di Perbukitan Pasir Kantong, Cicantayan, Sukabumi Foto: istimewaBeberapa hari kemudian, Kades Cipendeuy Bakang Anwar As'adi buka suara soal dugaan kemunculan Harimau Jawa tersebut. Bakang menceritakan soal penampakan harimau di wilayah tersebut sebenarnya sudah sering terjadi. Hamparan Hutan Surade yang sebagian merupakan kawasan hutan rakyat yang memang menjadi habitat sejumlah hewan liar."Kalau di wilayah luar desa cerita soal penampakan hewan liar termasuk harimau sudah sering diceritakan warga. Kalau jenisnya (harimau) apa kurang tahu. Jadi hanya dengar selewat kemudian ramai," kata Bakang, Selasa 7 Juni 2022."Pernah dilihat di kawasan Karang Bolong, ada info penampakannya karena kalau bicara kawasan hutan masih satu hamparan Karang Bolong-Sukatani Kecamatan Cidahu sering ada cerita (penampakan)," sambungnya.Selanjutnya BRIN Turun TanganAwal Juni 2022, tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kemudian turun tangan. Mereka melakukan pendalaman terkait kabar temuan Harimau Jawa di wilayah hutan Kabupaten Sukabumi itu.KhoirulHimmi Setiawan, Plt Kepala Pusat Riset Zoologi Terapan Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN mengatakan, pihaknya telah berdiskusi karena mencuatnya kabar temuan itu."Kemarin sore berlangsung diskusi dengan tim periset zoologi dari Pusat Riset Zoologi Terapan, Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi serta Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi yang meneliti sampel helai rambut 'suspect Harimau Jawa," kata Khoirul saat dikonfirmasi detikJabar.Dari hasil diskusi itu, Khoirul menyatakan tim periset masih membutuhkan pendalaman lebih jauh mengenai kabar temuan harimau yang sudah dinyatakan punah itu. Menurutnya untuk mendapatkan informasi lebih banyak mengenai kabar kemunculan Harimau Jawa itu, Tim Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN dibantu BKSDA Jabar akan turun ke lokasi mencari bukti-bukti tambahan."Tim dari Organisasi Hayati dan Lingkungan BRIN akan bekerjasama dengan BKSDA Jabar untuk turun ke lapangan mengumpulkan bukti tambahan yang diperlukan. Hal itu dilakukan untuk memperkuat dan mengkonfirmasi kesimpulan awal yang ada," ujar Khoirul.Terkait kabar itu, pemerhati satwa sekaligus Humas Bandung Zoo, Sulhan Syafi'i menyatakan jika kemunculan Harimau Jawa saat ini sangat kecil kemungkinannya. Aan, demikian ia akrab disapa, menjelaskan jika Harimau Jawa sudah masuk dalam hewan yang sudah punah"Terakhir dilihat tahun 1976 dan dinyatakan punah tahun 1980. Tidak mungkin masih ditemukan," tutur Aan, Rabu 8 Juni 2022.Diyakini Sudah PunahPria berkacamata yang juga menjabat sebagai Humas Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia (PKBSI) itu juga aktif dalam keanggotaan forum macan tutul sehingga cukup banyak mengetahui perihal populasi Harimau Jawa. Ia menduga bahwa penampakan tersebut hanya sekedar ilusi atau kesalahpahaman bahwa yang dilihat adalah spesies lain."Sampai hari ini saya kira mungkin yang dilihat warga itu adalah spesies harimau lain, mungkin macan tutul atau apa. Karena mereka kan juga pasti takut untuk memastikan, anggapannya itu Harimau Jawa padahal bukan," tambahnya.Selain pemerhati,NGO lingkungan hidup The International Union for Conservation of Nature (IUCN) juga menyatakan Harimau Jawa telah punah pada dekade 1970-an. Penelitian yang mengungkap kepunahan hewan Panthera tigris sondaica lalu merekaunggah di laman resmi IUCN.Temuan bulu hewan diduga harimau di Citayam, Sukabumi Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabarIUCN menyatakan jika spesies terakhir Harimau Jawa terlihat di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada 1976. Penyebab kepunahan Harimau Jawa ini didasari oleh maraknya perburuan dan hilangnya habitat asli karena pembukaan lahan.Kemudian berdasarkan penelusuran detikX pada 2017 lalu, Harimau Jawa pernah hidup di sejumlah hutan di Pulau Jawa, mulai ujung Banyuwangi di Jawa Timur sampai Ujung Kulon di Banten.Pemerintah Indonesia saat ini hanya memiliki sisa bagian tubuh (spesimen) dari hewan karnivora itu. Pusat Penelitian Biologi LIPI, yang terletak di Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyimpan dua spesimen kulit Harimau Jawa dan juga Harimau BaliSelanjutnya Warga Menanti KepastianPeneliti mamalia di Pusat Penelitian Biologi LIPI Profesor Gono Semiadi mengatakan dua spesimen Harimau Jawa itu merupakan peninggalan Belanda tahun 1910 yang tersimpan dalam lemari khusus dan besar. Kulit harimau itu tergantung bersama dua kulit harimau Bali dan beberapa macan tutul atau macan kumbang. Juga terlihat sejumlah kerangka dan tengkorak kepala harimau."Inilah ruangan harta karun milik pemerintah Indonesia, yang satu-satunya menyimpan dua spesimen kulit Harimau Jawa dan Bali. Ada 30 spesimen kulit Harimau Jawa lainnya, tapi ada di luar negeri," ungkap Gono, Senin, 18 September 2017.Selain karena hilangnya habitat asli, kepunahan Harimau Jawa menurut Gono juga disebabkan masuknya senjata api ke Indonesia pada zaman Belanda. Memang kala itu, marak juga budaya seperti gladiator, Harimau Jawa atau macan tutul dilepas di tengah massa yang membawa tombak untuk membunuh binatang itu.Baca juga: Jejak Misteri Harimau di Sukabumi hingga Ular Naga Penghuni SanggabuanaHasil penelitian terhadap sampel bulu yang diduga Harimau Jawa yang dilihat warga di wilayah Kecamatan Surade oleh BRIN ditunggu oleh masyarakat."Harapan kami bisa segera diungkap ya, hasil dari penelitian sampel tersebut. Agar kami yang di sini tidak bertanya-tanya, agar ada upaya-upaya juga apa yang bisa kami lakukan disini kalau memang benar itu adalah Harimau Jawa yang dilihat warga kami," kata Kades Cipeundeuy Bakang Anwar As'adi, Kamis 16 Mei 2022.Hingga penghujung tahun 2022 ini, BRIN belum mempublikasikan kembali bagaimana hasil penelitiannya terkait dugaan temuan Harimau Jawa tersebut meski sudah turun langsung ke lokasi. BRIN belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai kemunculan hewan diduga Harimau Jawa di Hutan Surade, Kabupaten Sukabumi itu.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya