Kisah Si Windu, Kuda Perang yang Tangguh dari Kuningan

Kisah Si Windu, Kuda Perang yang Tangguh dari Kuningan

mso2022/12/17 08:31:27 WIB
Aktivitas kusir delman di Taman Kota Kabupaten Kuningan (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar).

Kabupaten Kuningan sangat identik dengan kuda. Hewan ini bahkan dijadikan sebagai simbol dan spirit bagi masyarakat setempat. Hal itu tercermin lewat peribahasa lokal 'Kecil-kecil Kuda Kuningan'.Bila diartikan idiom itu bisa bermakna bahwa meski wilayah Kabupaten Kuningan terlihat kecil, tetapi potensi yang dimilikinya tidak kalah bagus dengan daerah lainnya di Jawa Barat. Nilai filosofi inilah yang masih tertanam dan lestari sampai sekarang.Baca juga: Operasi Gagak dan Kisah Kelam Pembantaian Pejuang di KuninganDi internet bila mencari kata kunci 'Kota Kuda', maka mesin pencari seperti Google akan menampilkan banyak ulasan tentang Kabupaten Kuningan. Hal ini wajar, mengingat daerah yang berada di bawah kaki Gunung Ciremai ini dijuluki sebagai Kota Kuda.Julukan tersebut muncul bukan tanpa alasan. Jika diperhatikan, pada lambang Kabupaten Kuningan terdapat simbol kuda putih. Gambar tersebut perlahan menjadi ikon tersendiri bagi kabupaten ini.Menariknya, meski bukan dikenal sebagai daerah peternakan kuda namun hewan tersebut sudah melekat begitu erat dengan kehidupan masyarakat setempat. Orang luar daerah bisa menemukan aktivitas delman atau andong yang lalu-lalang di sekitar pusat kota daerah tersebut.Simbol kuda putih yang tersemat pada lambang Kabupaten Kuningan merupakan representasi dari seekor kuda kecil bernama Si Windu. Hewan ini terkenal akan kehebatannya selama menjadi tunggangan Adipati Kuningan semasa perang dahulu."Secara historis dulu di Kuningan pernah terkenal kudanya. Kuda yang dimiliki oleh Adipati Kuningan. Seorang pemimpin yang sezaman dengan Sunan Gunung Jati atau di bawah satu generasi," kata Sejarawan Kuningan Tendi kepada detikJabar belum lama ini.Dikisahkan dalam riwayat Babad Cirebon, Adipati Kuningan bersama kuda tempurnya pernah menyerang Palimanan. Sebuah daerah yang sempat berada di bawah kekuasaan Rajagaluh.Menurut Tendi, kuda bernama Windu itu memiliki kelincahan, ketangkasan dan kekuatan yang prima. Sehingga sangat membantu Adipati Kuningan ketika melawan musuhnya.Ukuran kuda Si Windu ini tergolong kecil. Meski posturnya tak sebesar kuda perang pada masanya, tetapi kehebatannya sudah tersohor hingga dicantumkan dalam riwayat Babad Cirebon."Adipati Kuningan juga pernah menyerangBatavia atauJayakarta untuk membantu merebut kembali Sunda Kelapa. Tidak heran di Jakarta ada satu kawasan yang dinamai Kuningan. Sejarahnya tempat itu menjadi tempat bermukim pasukan Kuningan," ujarnya.Si Windu Bukan Kuda Asli KuninganBerkat kehebatannya, Si Windu akhirnya diabadikan menjadi simbol dan ikon Kabupaten Kuningan. Hal tersebut juga telah diatur dalam peraturan daerah tahun 1978.Seperti yang sudah disinggung di awal, kendati disebut sebagai Kota Kuda nyatanya Kabupaten Kuningan bukanlah daerah peternakan kuda. Tendi menilai, hewan tersebut dijadikan simbol karena mengacu pada kisah historis tentang kehebatan Si Windu."Kuda sebagai kendaraan Adipati Kuningan memang benar ada. Tapi bukan diternakan di Kabupaten Kuningan," tuturnya.Tendi menyebut, kuda Si Windu terindikasi berasal dari luar Kabupaten Kuningan. Sebab, kuda tersebut merupakan pemberian dari Sunan Gunung Jati, seorang penyebar agama Islam di tanah pasundan.Ketika menjadi kesultanan, Cirebon sudah menjalin hubungan perdagangan dengan pelabuhan-pelabuhan yang berada di daerah bercorak Islam. Kuda tempur dari Kuningan diduga diimpor langsung dari Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat."Kuda yang paling bagus saat zaman Sunan Gunung Jati itu akhirnya diberikan kepada Adipati Kuningan," ujarnya.Kuda tempur yang ada di Kabupaten Kuningan biasanya berpostur kecil dengan kekuatan yang luar biasa. Kuda jenis ini umumnya berasal dari daerah Bima.Terlepas dari kisah heroik Si Windu pada masa lalu, Tendi berharap kelestarian ikon Kuningan sebagai Kota Kuda harus dipertahankan. Salah satu contohnya dengan merawat dan menjaga keberlangsungan para kusir delman di Kabupaten Kuningan.Hal senada disampaikan pegiat budaya di Kabupaten Kuningan Dany Andriawan. Dia menilai keberadaan kuda di tengah kehidupan masyarakat Kuningan tidak hanya sebagai kendaraan tempur belaka. Hewan ini telah diadopsi sebagai alat transportasi. Hal itu bisa dilihat dengan adanya aktivitas delman serta masyarakat yang hobi memelihara hewan tersebut.Baca juga: Penyebab Matahari 'Datang Kesiangan' di Kampung Heubeul Isuk BandungDi Kuningan sendiri alat transportasi delman atau andong yang ditarik oleh kuda masih lestari hingga kini. Sehingga baginya titel Koda Kuda masih layak disematkan untuk Kabupaten Kuningan."Kuda putih bernama Si Windu ini sudah diakui ketangkasannya. Kemudian berbagai pihak menjadikannya simbol yang menjadi spirit dan identitas masyarakat Kuningan. Artinya, walaupun Kabupaten Kuningan adalah daerah kecil tapi bisa berbuat banyak," ucap dia.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya