Nabi Muhammad SAW adalah seorang dari banyaknya nabi dan rasul Allah SWT yang mendapatkan mukjizat. Dari sejumlah mukjizat yang diterima, Rasulullah Muhammad SAW memiliki satu mukjizat terbesar, yaitu Al-Qur'an.Mengutip buku Mukjizat Al-Qur'an oleh M. Quraish Shihab, mukjizat adalah suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seseorang yang mengaku nabi sebagai bukti kenabiannya yang ditantangkan kepada mereka yang ragu.Dikatakan bahwa para nabi tidak mampu untuk melakukan mukjizat serupa bila ada yang menantangnya kembali. Tentu saja mereka tidak bisa mendatangkan mukjizat yang sama atas kuasanya. Tapi berbeda jika Allah SWT berkehendak, Dia mampu membuat para nabi melakukannya lagi karena dari-Nya lah mukjizat berasal.Macam-macam MukjizatDisebutkan dalam buku Mukjizat Al-Qur'an, mukjizat para nabi yang diberi oleh Allah SWT terbagi dua jenisnya:1. Mukjizat bersifat material indrawi dan tidak kekal. Mukjizat jenis ini dialami oleh para nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad SAW. Keistimewaan mereka bisa dibuktikan dengan pancaindra yang dimiliki oleh orang-orang kaum pada zamannya.Misal, tongkat Nabi Musa AS yang berubah menjadi ular besar,dan pengobatan buta serta penyembuhan penyakit kusta oleh Nabi Isa AS. Keduanya merupakan mukjizat yang bisa disaksikan langsung oleh para kaumnya dan tentu terjadi atas kehendak Allah SWT.2. Mukjizat bersifat imaterial, logis, dan sepanjang masaBerbeda dengan Al-Qur'an yang diturunkan kepada Nabi SAW yang hanya bisa dipahami dengan akal, dan tidak dibatasi oleh waktu. Sehingga umat manusia yang datang kemudian dapat menjangkau dan menikmatinya dengan pikiran logis mereka kapan pun dan di mana pun.Baca juga: Siapa Pemilik Julukan Ruhul Qudus di Antara Malaikat?Mukjizat Al-Qur'an Disesuaikan dengan Kondisi Masyarakat ArabMasih dari buku Mukjizat Al-Qur'an, dijelaskan bahwa mukjizat diberikan kepada utusan Allah disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan masyarakat pada zamannya. Mengapa?Sebab suatu mukjizat bisa menjadi bukti bila aspek keistimewaannya dapat dimengerti oleh orang-orang pada kala itu. Begitu juga mukjizat mampu membungkam mereka jika aspeknya merupakan sesuatu yang dinilai paling unggul di antara keahlian yang ada.Sebagaimana Al-Quran diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW, yang dikenal sebagai mukjizat terbesar baginya. Al-Qur'an diturunkan dengan bahasa Arab juga di tanah Arab dengan pilihan dan penyusunan kata yang sempurna.Ketika mukjizat Al-Qur'an diturunkan kepada Rasulullah, kemampuan penduduk Arab kala itu adalah bahasa dan sastra Arab. Di mana banyak terjadi perlombaan dalam menyusun syair, khutbah, petuah, serta nasihat.Bagi mereka yang rangkaian kata syairnya dinilai indah, diberi apresiasi dengan menggantungkan karyanya di sekitar Kakbah. Sehingga masyarakat bisa menikmati dan membaca syair tersebut.Pada masa itu juga, penyair mempunyai kedudukan istimewa dalam wilayah Arab, mereka disebut sebagai pembela kaum. Dengan karyanya, mereka mampu meningkatkan derajat suatu kaum atau sebaliknya, syair dapat menjatuhkan kaum tersebut.Penduduk Arab pada masa Rasulullah adalah orang-orang yang paling tahu keunikan Al-Quran. Keistimewaan kata dan kalimat Al-Qur'an tidak mampu diciptakan oleh masyarakat paling andal sekalipun.Namun sebagian dari mereka tidak bisa mengakui Al-Qur'an, lantaran makna yang dikandungnya adalah sesuatu yang tidak familier dan bertentangan dengan kepercayaan kala itu. Sehingga mereka lebih mempertahankan adat istiadat dibanding Al-Qur'an yang merupakan hal baru.Bagi mereka Al-Quran adalah sihir ulung atau perdukunan, sebab keindahan serta nada irama syairnya melebihi apa yang bisa dibuat oleh mereka. Pesan yang disampaikannya pun mengandung pesan leluhur yang tidak biasa.Bangsa Arab pun mengenal orang yang menyampaikan Al-Qur'an yakni Nabi Muhammad SAW, dan sosoknya diketahui tidak mampu membaca dan menulis. Demikian alasan mereka terhadap penolakan dan sulitnya menerima ajaran Al-Quran.Baca juga: Surat Al-Fatihah: Arab, Latin, Arti dan Keutamaannya