Mengenal Pengertian Justifikasi, Teori, dan Contoh Penggunaan

Mengenal Pengertian Justifikasi, Teori, dan Contoh Penggunaan

khq2022/11/05 08:00:52 WIB
Foto: Sarah Elizabeth/Unsplash

Beberapa dari kamu mungkin masih merasa asing dengan istilah justifikasi. Mungkin kamu mengira istilah satu ini berkaitan erat dengan hukum dan pengadilan.Tapi apa kamu tahu, kita sebenarnya sering melakukan justifikasi dalam kehidupan sehari-hari lho! Penasaran apa itu justifikasi? Berikut ini penjelasan mengenai justifikasi yang perlu kamu ketahui.Pengertian JustifikasiMenurut Sonny Keraf dan Mikhael Dua yang dIkutip dari makalah Justifikasi karya Riska Virnanda, justifikasi adalah pembuktian atau suatu proses untuk menyodorkan fakta yang mendukung suatu hipotesis atau proposisi. Dalam bahasa Indonesia sendiri, kata justifikasi memiliki arti pembenaran.Sedangkan menurut M. Ansjar, dkk, justifikasi adalah suatu proses pembuktian atas suatu pertanyaan yang didasarkan pada definisi, teorema, dan lemma yang sudah pernah dibuktikan sebelumnya. Sederhananya, justifikasi adalah pembuktian sekaligus pertanggungjawaban rasional atas apa yang kita yakini benar.Kita sering melakukan justifikasi ini dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar. Untuk bisa tahu bahwa suatu proposisi itu benar, percaya saja tidak cukup. Kamu harus bisa memberikan bukti sebagai alasan kuat untuk mendasari keyakinannya itu.Justifikasi dapat dibagi menjadi 2, yakni sebagai berikut.Justifikasi teoritis, merupakan pembuktian secara teoritis dari teori-teori yang ada pada penelitian terdahulu atau dari pakar-pakar tertentu.Justifikasi praktis, merupakan pembuktian secara praktis berdasarkan pengalaman langsung di tempat kerja, kepustakaan, dan penelitian lain.Teori JustifikasiDilansir dari buku Jendela Epistemologi karya Win Usuluddin, berikut beberapa teori justifikasi yang perlu kamu ketahui.FondasionalismeTeori fondasionalisme menyatakan bahwa untuk dapat mempertanggungjawabkan suatu klaim kebenaran secara rasional, maka klaim tersebut harus memiliki dasar atau fondasi yang kokoh, yang sudah pasti jelas, tidak lagi diragukan kebenarannya, dan tidak membutuhkan perbaikan apa-apa lagi.Fondasi yang dimaksud di sini bisa dalam bentuk akal budi, intuisi, maupun persepsi indrawi. Dalam teori ini, kepercayaan terhadap pembenaran dibagi dua, yakni kepercayaan dasar dan kepercayaan simpulan.Kepercayaan dasar adalah kepercayaan yang sudah pasti benar dan sudah jelas sendirinya, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk kepercayaan lain. Sebagai contoh, 1 hari hanya terdiri atas 24 jam. Hal ini sudah pasti dan jelas sifatnya.Sedangkan kepercayaan simpulan merupakan kepercayaan yang disimpulkan dari satu atau lebih kepercayaan dasar.Penganut teori ini percaya bahwa setiap klaim pembenaran harus didasarkan pada kepercayaan dasar ini. Hal ini bertujuan untuk menghindari argumen dan skeptisisme dalam pengetahuan.Untuk itu, tidak mungkin suatu klaim didasarkan pada keyakinan lain yang sejatinya masih membutuhkan pembenaran dari keyakinan lain. Hanya kepercayaan dasarlah yang diyakini sebagai fondasi yang tidak memerlukan pembenaran lain.Ada 2 jenis fondasionalisme, yakni sebagai berikut:Fondasionalisme ketat, yang menuntut agar kepercayaan dasar yang dijadikan fondasi pembenaran sudah tidak dapat diragukan, tidak lagi keliru, dan tidak dikoreksi lagi.Fondasionalisme longgar, yang tidak menuntut kepercayaan dasar harus tidak dapat diragukan, tidak lagi keliru, dan tidak dikoreksi lagi.Dengan berbagai tuntutannya, fondasionalisme ketat sudah hampir tidak mungkin dapat terpenuhi. Tidak hanya itu, kadang apa yang dipercaya sebagai kepercayaan dasar juga kebenarannya masih diragukan untuk sebagian orang.Tidak ada ukuran suatu kepercayaan dapat dijadikan kepercayaan dasar. Untuk itu, sulit menentukan apakah suatu kebenaran termasuk kepercayaan dasar atau tidak.KoherentismeKata koherentisme berasal dari bahasa Latin, cohaerere, cohaereo, cohere, yang berarti menyelaraskan, berpadu, berpadanan, berkaitan, cocok, dan mirip. Menurut teori ini, suatu proposisi dikatakan benar apabila proposisi itu konsisten dengan proposisi lain yang sudah diterima kebenarannya.Intinya, suatu proposisi diklaim benar apabila proposisi tersebut dapat masuk ke dalam suatu sistem tanpa mengacaukan harmoni internal di dalamnya.Kebenaran di sini berarti selaras, sejalan, cocok, tanpa adanya kontradiksi dengan kebenaran lain. Tidak ada kepercayaan dasar dan kepercayaan simpulan di sini, semua kepercayaan memiliki kedudukan yang sama.Kebenaran dapat dipertanggungjawabkan apabila kebenaran itu koheren dengan kepercayaan lain yang telah diterima selama ini, meskipun tidak ada landasan yang sudah jelas seperti teori fondasionalisme.Meski begitu, teori korerentisme ini dianggap mengisolasi diri dari realitas yang sebenarnya terjadi. Suatu kebenaran dianggap benar kalau dia sesuai dengan kepercayaan lain, namun belum tentu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.InternalismeTeori internalisme berpandangan bahwa kebenaran dipertanggungjawabkan berdasarkan introspeksi diri masing-masing individu, apakah pendapatnya ini dapat dipertanggungjawabkan atau tidak.Teori ini didasarkan pada kepercayaan bahwa manusia adalah makhluk rasional dan memiliki kewajiban untuk dapat mempertanggungjawabkan secara rasional semua yang mereka percayai dan menjadi pendapatnya.Kepercayaan ini dapat didasarkan pada ingatan, kesaksian subjek, persepsi inderawi, dan lain-lain. Teori internalisme menuntut tanggung jawab dari mereka yang mencetuskan proposisi tersebut untuk mampu memberi alasan terbaik sebagai fondasi pembenaran.Sama seperti teori-teori sebelumnya, teori internalisme juga banyak dikritik. Apakah benar bahwa setiap subjek memiliki aspek introspektif yang membuatnya bisa langsung dipercaya?Padahal sebenarnya, banyak hal yang diyakini benar oleh seseorang, ternyata malah justru sangat melenceng dan salah besar.EksternalismeTeori eksternalisme hadir sebagai jawaban atas kritik teori internalisme. Apabila teori internalisme menekankan pada psikologi internal subjek, maka teori eksternalisme menekankan pada faktor-faktor eksternalnya.Beberapa faktor yang dilihat antara lain apakah proses pemerolehan informasi tersebut dapat diandalkannya, apakah sarana bagi subjek untuk mengetahui telah berfungsi sebagaimana mestinya, lingkungan, konteks sosial, dan masih banyak lagi.Reliabilisme merupakan salah satu bentuk dari eksternalisme. Teori tersebut mengajarkan bahwa kepercayaan dapat dibenarkan apabila kepercayaan tersebut dihasilkan dari suatu proses mengetahui yang dapat diandalkan (reliable cognitive process).Terdapat beberapa kritik atas teori satu ini, seperti, tidak ada jaminan bahwa setiap sistem dapat berfungsi dengan baik sebagaimana mestinya. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa setiap teori memang memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing.Contoh Justifikasi dalam Berbagai Jenis MasalahSetelah mengetahui teori-teori justifikasi, kini kamu tentu lebih paham mengenai justifikasi bukan? Untuk menambah wawasan, simak contoh justifikasi dalam berbagai jenis masalah berikut ini.1. Justifikasi PenelitianJustifikasi penelitian dilakukan dalam bentuk pembenaran atau pemberian alasan bahwa hipotesis atau teori yang dilontarkan dalam penelitian dapat dipercaya.Sebagai contoh, apabila kamu berhipotesis bahwa terdapat kandungan zat pencemar BOD di dalam air limbah, maka kamu harus dapat membuktikan teori tersebut. Kamu bisa melakukan penelitian mengenai kandungan air limbah untuk melihat ada tidaknya zat BOD di dalamnya.2. Justifikasi AnggaranJustifikasi anggaran merupakan kegiatan menjabarkan secara rinci biaya yang dihabiskan dalam suatu kegiatan. Laporan anggaran suatu acara lengkap beserta bukti kwitansinya merupakan contoh sederhana justifikasi anggaran.3. Justifikasi ProyekDalam proyek, justifikasi merupakan pembuktian yang disusun atas suatu perubahan kontrak kerja. Namun sebelum itu, perlu disusun perhitungan kembali mengenai kuantitas pekerjaan yang bakal dikerjakan dalam proyek tersebut.Setelahnya, alasan perubahan tersebut dituliskan dalam sebuah dokumen justifikasi. Alasan tersebut bisa berupa kesalahan di perhitungan awal, kondisi eksternal yang tidak dapat diprediksi sebelumnya, dan lain-lain.4. Justifikasi HukumJustifikasi hukum dapat terlihat jelas dalam proses persidangan. Ketika seorang hakim menentukan apakah tersangka dinyatakan bersalah atau tidak berdasarkan bukti dan saksi yang ada, proses justifikasi hukum tengah berjalan di sana.Itulah dia beberapa hal seputar justifikasi yang bisa menambah sedikit wawasanmu. Bagaimana, sudah tidak lagi bingung dengan istilah justifikasi bukan?

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya