Sarkem Jogja sempat teramat identik sebagai 'lokalisasi'. Bagaimana kisahnya?Sarkem merupakan akronim Pasar Kembang. Itu merupakan nama jalan di pusat Kota Jogja, di antara kawasan Malioboro dan Stasiun Tugu. Wilayah itu berada di Kelurahan Sosromenduran, Kemantren Gedongtengen, Kota Jogja.Nama Sarkem bukan nama yang pertama ada. Ternyata wilayah itu dulunya bernama Balokan."Dulu Sarkem itu namanya Balokan. Balokan itu ya balok, berhubungan dengan stasiun. Tempat menumpuk balok-balok kayu jati untuk bantalan rel KA," kata salah satu tokoh masyarakat Sosromenduran, Ipung Purwandari, seperti dikutip dari detikJateng pada Minggu (9/10/2022).Baca juga: Serunya Backpacking ke Yogya!Ipung pernah menjadi Ketua RW 02 Sosrowijayan Wetan, Sosromenduran, selama tiga periode. Kini perempuan itu duduk sebagai anggota DPRD Kota Jogja.Ipung menceritakan asal mula Balokan berubah nama menjadi Pasar Kembang. Dulu banyak orang yang menjual kembang atau bunga di wilayah tersebut."Dulu juga banyak orang yang jual bunga di situ. Dinamakan Pasar Kembang karena banyak yang jualan bunga. Seiring perkembangan zaman, akhirnya pindah ke Kotabaru yang jual-jual bunganya. Balokan diganti dengan nama Jalan Pasar Kembang karena banyak yang jual bunga di situ," dia menjelaskan. "Pasar Kembang itu dari pojokan Malioboro sampai pojokan penghabisan Stasiun Tugu yang ada Hotel Abadi lampu merah," kata dia lagi.Seiring waktu, publik mengenal nama Pasar Kembang atau Sarkem sebagai tempat prostitusi di Kota Jogja. Sarkem juga sempat dikatakan sebagai lokalisasi tertua. Namun, menurut Ipung, wilayah tersebut bukanlah lokalisasi."Kenapa Sarkem jadi terkenal karena dulu di situ ada sebuah kegiatan (prostitusi). Intinya, seperti lokalisasi tapi sebenarnya bukan lokalisasi, soalnya kan banyak penduduk juga," ujarnya."Akhirnya, dikenal dengan Sarkem karena kegiatan tersebut. Walaupun saya tidak mau bilang itu lokalisasi karena banyak penduduk, ada sekolah, TK, balai desa, dan musala. Tidak semua melakukan kegiatan (prostitusi) seperti itu, walaupun kita tidak menutup mata juga bahwa ada kegiatan yang seperti itu," kata dia. Baca juga: "Sarkem Jogja Bukan Lokalisasi Meski Ada Prostitusi"