Poppies Lane di Kuta, Bali, Kampung Turis nan Mendunia

Poppies Lane di Kuta, Bali, Kampung Turis nan Mendunia

fem2022/08/13 17:11:05 WIB
Suasana Jalan Poppies Kuta, Badung, Bali, Sabtu (13/8/2022). (Triwidiyanti/detikBali)

Jalan Poppies atau yang beken disebut Poppies Lane di Kuta dikenal sebagai kampung turis atau kampung backpacker. Kawasan yang mendunia sejak lama.Kawasan itu kian istimewa karena menjadi inspirasi bagi sejumlah musisi dalam berkarya. Ada Slank yang menulis lagu Poppies Lane Memory, juga trio punk rock Superman Is Dead (SID), yang bahkan sempat bermarkas di Twice Bar Poppies II, kemudian menulis lagu Poppies Dog Anthem.Inilah sekelumit kisah Jalan Poppies Kuta, kawasan yang dulu ditumbuhi semak belukar kemudian menjadi kampung turis di Bali.Tokoh masyarakat Desa Adat Kuta Ida Bhawati I Nyoman Bagiana Karang mengatakan, Kuta sebagai kawasan pariwisata di Bali tidak terlepas dari keberadaan jalan atau sering juga disebut Gang Poppies tersebut. Menurut Ida, Poppies sudah mendunia sejak 1972 ketika para hippies yang gemar berselancar mulai berdatangan ke Kuta.Baca juga: Mau Piknik di Bali? Jangan ke Pantai Terus Dong.."Ya, awalnya itu dikenal menjadi nama gang karena ada restoran namanya Poppies. Itu sudah ada sejak 1970an," kata Ida, kepada detikBali saat ditemui di kediamannya di Jalan Raya Kuta, Badung, Sabtu (13/8/2022).Suasana kawasan Poppies Kuta Bali tempo dulu. (Foto: Istimewa)Ia menceritakan, dahulu kawasan Poppies merupakan perkebunan dan masih berupa semak-semak. Ida pun teringat saat kecil dirinya harus melewati semak-semak tersebut untuk dapat bermain di Pantai Kuta."Dahulu kawasan ini dikenal sebagai perkebunan kedelai, kelapa, sayur-sayuran dan bengkuang. Kalau orang lewat sana, semak-semak sering ada ular di jalan, waktu kecil karena saya belajar surfing ya lewat situ menuju half way," kata pria yang pernah menjabat anggota Dewan Badung tahun 2004-2009 ini.Lambat laun, makin banyak wisatawan mancanegara yang datang ke Kuta. Mereka kebanyakan menyukai olahraga selancar. Sejak itu pula, banyak warga lokal yang beristri atau bersuami dengan seorang bule. Dalam perkembangannya, rumah-rumah penduduk pun menjadi tempat hunian yang dituju para turis."Jaman saya dulu, rumah saya inapkan juga waktu itu tarifnya Rp 200 perak semalam," kata Ida.Tahun 1980-an, seiring berkembangnya pariwisata Kuta, pembangunan di kawasan Poppies pun mulai masif. Penginapan rumah-rumah penduduk menjadi terancam lantaran menyusul munculnya hotel-hotel kelas melati."Rumah berubah menjadi toko, dan mungkin jadi hotel karena apa mengikuti perkembangan jamanlah. Kalau nggak berbisnis mau dapat apa gitu istilahnya," katanya.Pantauan detikBali di Jalan Poppies I pada Sabtu (13/8/2022) siang, toko-toko suvenir masih banyak yang tutup akibat terdampak pandemi COVID-19 berkepanjangan. Namun demikian, beberapa restoran dan art shop sudah mulai buka. Demikian pula hotel melati tampak mulai bergeliat.Baca juga: Fantastis! Gaji Penari Kecak Capai Rp 30 Juta Sebulan"Ya sekarang biar ada aja ya. Belum ramai, tapi kita syukuri saja," ujar I Wayan Keler, seorang pedagang kaos Bali di Poppies.Sementara itu, di Jalan Poppies II suasana tampak lebih ramai dibandingkan Jalan Poppies I. Sejumlah toko yang menjual baju-baju Bali lebih banyak yang buka. Demikian pula turis asing di jalanan kini sudah terlihat kembali wara-wiri.***Artikel ini juga tayang di detikBali. Klik di sini

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya