Hari ini tanggal 22 Juni 2022 dipercaya sebagian orang Jawa sebagai awal tahun Jawa 2933. Tahun dalam kalender itu konon sudah dimulai sejak 911 SM (sebelum Masehi) di masa keraton Purwacarita.Menurut ahli penanggalan Jawa, Hendro Setyono, hitungan kalender tersebut merupakan ciptaan Mpu Hubayun. Sang Mpu hidup di masa kerajaan Keraton Purwacarita."Ini yang buat Mpu Hubayun, di Keraton Purwacarita. Wilayahnya sampai Purwodadi, dari sekitar Solo," jelas Hendro kepada detikJateng di rumahnya, Rabu (22/6/2022).Kalender Jawa Purwacarita atau Purwa itu, sebut Hendro, lebih tua dibandingkan kalender Jawa saat ini. Penanggalan kalender Jawa Purwa itu masih asli Jawa.Baca juga: Nyaris 100 Bangkai Kambing di Kali Serang Semarang, Ternyata dari SumatraAhli penanggalan Jawa, Hendro Setyono, di rumahnya, Klaten, Rabu (22/6/2022). Foto: Achmad Hussein Syauqi/detikJateng"Kalau kalender ini (Hubayun) belum diowahi (diubah). Tapi kalau kalender sekarang itu sudah dikombinasikan dengan kalender Islam dan Hindu," papar Hendro.Di masa Mataram dipimpin Sultan Agung, lanjut Hendro, dilakukan penetapan penanggalan baru. Namun saat perubahan itu tahun Jawa Purwa itu disamakan tahun Jawa yang baru."Sultan Agung maksudnya menyatukan penanggalan Jawa tapi yang lama (cipta Mpu Hubayun) tidak digunakan. Jadi kehilangan tahun," lanjut Hendro.Hendro menjelaskan kalender Jawa buatan Mpu Hubayun itu dasarnya mikro kosmos dan makro kosmos. Tidak hanya mendasarkan bulan dan matahari tetapi juga tanda alam."Kecuali mendasarkan bulan dan matahari tapi juga berdasarkan keadaan alam, jadi dikombinasikan. Jadi pergantian alam manusia dan alam gaib, bukan rembulan atau matahari saja," sambung Hendro.Dasar keadaan alam sekitar, sebut Hendro, memperhatikan alam sekitar misalnya jangkrik atau belalang sudah berbunyi saat sore hari. Disebutnya Kalender Mpu Hubayun masih digunakan hingga saat ini.Baca juga: Taring Padi Tulis Pernyataan Terbuka, Bantah Karyanya Anti-Semit"(Kalender Jawa) Ya sekarang ada yang pakai, tapi tidak seperti kalender sekarang. Mpu Hubayun itu menciptakan sebenarnya untuk memperbaharui kalender Jawa lain yang lebih kuno lagi," ucap Hendro.Simak selengkapnya di halaman berikutnya...Kalender yang lebih kuno dari yang diciptakan Mpu Hubayun itu, urai Hendro, usianya bahkan lebih tua. Perhitungan kalender itu berasal dari Amsterdam."Kalender Kejawan Amsterdam, ini kalender Jawa asli. Sekarang ini berdasar kalender ini tahun 6646, ini saya dapat kiriman bukunya belum lama," rinci Hendro sambil menunjukkan kopian buku berisi tulisan mirip huruf Jawa Kawi.Baca juga: Garebeg Besar Idul Adha Kembali Digelar di Demak, Berikut Ini JadwalnyaSejarah kalender yang lebih tua dari Mpu Hubayun itu, kata Hendro, konon terkait Gunung Klotok. Tulisan huruf penyusunan kalender itu tertulis di dinding gua."Ditulis di gua Manglen, di Gunung Klotok.Tulisan itu di batu padas, tapi sekarang kalau dilihat mata biasa tidak akan terbaca," tambah Hendro.Saat memberikan penjelasan, Hendro yang pensiunan ASN di Solo itu menunjukkan cetakan kalender kertas versi Mpu Hubayun dipadu kalender Jawa, saja, Islam dan nasional. Pada kalender tahun 2018 Masehi itu tertulis beberapa penjelasan dan sejarah.Di halaman depan tertulis Sugeng Warsa Enggal 1 Suro 1951 (2929) Jawa. Di bawahnya tertulis"SEJARAH KALENDER JAWA
Kalender Jawa dalam sejarahnya selalu terkait dengan huruf Jawa. Kalau kalender Jawa berdasarkan Sangkan Paraning Bawana sedangkan huruf Jawa berdasarkan Sangkan Paraning Dumadi. Pertama kali diciptakan dan diperkenalkan oleh Mpu Hubayun pada tahun 911 SM (sebelum Masehi)....,"