Semua penumpang pesawat pasti diberitahukan prosedur keselamatan sebelum take off. Evakuasi melalui pintu darurat biasanya melibatkan seluncur atau perosotan tiup. Beginilah evolusinya.Baca juga: Di Rumah Ini BJ Habibie Lahir, Belajar, dan Bermimpi Bikin Pesawat'Arm doors and cross check'. Hampir semua penumpang pasti pernah mendengar instruksi awak kabin di sistem informasi pesawat sebelum pesawat meninggalkan gerbang terminal. Perintah itu krusial buat keselamatan penumpang dan kru kabin, mengaktifkan perangkat penting untuk keselamatan, yakni seluncur penyelamatan.Teknologi balon seluncur yang keluar dari pintu dan sayap pesawat berakar dari awal era jet 1950-an. Tapi penerapannya didahului oleh evakuasi darurat yang jauh lebih sederhana.Awal mula perosotan pesawatSemua pesawat darat penumpang pertama memiliki ciri yang sama, yakni roda ekor. Pabrikan Ford, Fokker dan de Havilland, Douglas juga Boeing, biasanya memiliki pintu di dekat ekor pesawat yang tak begitu tinggi dari tanah.Penumpang menaiki beberapa anak tangga kemudian menanjak ke tempat duduk mereka, kabin miring ke atas menuju kokpit. Jika evakuasi diperintahkan oleh kapten, penumpang bisa keluar menggunakan pintu masuk utama.Ketika pesawat komersial bertambah besar, konfigurasi roda belakang menjadi terlalu berat untuk pesawat penumpang dan kargo yang lebih besar.Baca juga: IKN Nusantara Bakal Punya Bandara, Di Mana Ya Lokasinya?Pesawat yang dilengkapi roda hidung lalu diperkenalkan. Jenis ini membuat kabin menjadi lebih rata dengan tanah, tetapi membutuhkan tangga yang panjang untuk mengakses pintu masuk.Perosotan atau seluncuran darurat pesawat (Foto: CNN)Dalam keadaan darurat, tidak mungkin penumpang dapat melompat dengan aman dari kabin ke tanah. Jadi solusi kasar dikembangkan."Metode evakuasi pertama di pesawat adalah tali dengan simpul di atasnya, untuk mengeluarkan orang dari pintu, dan itu jauh sebelum seluncur ada," kata Tony Pope, kepala insinyur sistem evakuasi untuk Collins Aerospace, diberitakan CNN Selasa, (12/4/2022)."Kemudian langkah itu diganti dengan potongan kain yang direntangkan di antara dua lengan, yang harus dipegang agar orang bisa meluncur ke bawah. Mereka menyebutnya parasut hingga hari ini," imbuh dia.Seluncur kain sederhana itu berevolusi menjadi seluncur balon udara yang canggih saat ini. Seluncur darurat yang ringkas terkompresi itu digelembungkan oleh tabung gas.Tetapi tali yang diikat masih dapat ditemukan di dek penerbangan pesawat. Alat itu tersedia untuk pilot jika mereka perlu evakuasi melalui jendela kokpit atau pintu darurat.Baca juga: Dari Batam ke Dubai, Begini Awal Mula Gadis Batak Jadi Pramugari EmiratesSelanjutnya, syarat ketat pembuatan seluncur atau perosotan darurat pesawat >>>2 meter dan lebih tinggiCollins Aerospace dan perusahaan pendahulunya, Goodrich, telah merancang dan memproduksi seluncur tiup selama beberapa dekade, termasuk pada era 1960-an untuk Boeing 747, si Ratu Langit.Sementara bahan dan teknik manufaktur telah berkembang sejak seluncur pertama diperkenalkan, konsep dasar dan desain slide evakuasi hari ini tidak banyak berubah, menurut Pope.Ketika seluncur dirancang, pertimbangan yang cermat harus diberikan pada prosedur yang digunakan untuk melipatnya ke dalam kotaknya di dalam pesawat. Proses ini mirip dengan mengemas parasut.Administrasi Penerbangan Federal AS telah mengembangkan serangkaian persyaratan untuk seluncur. Aturan itu telah berubah dari waktu ke waktu karena evakuasi darurat juga berkembang dan memberikan regulator insiden nyata sebagai referensi.Spesifikasi seluncur mencakup semua aspek desain termasuk kekuatan, sifat mudah terbakar dan tahan panas dari kain, pencahayaan darurat dan waktu inflasi maksimum, antara enam dan 10 detik tergantung pada lokasi slide.Mereka harus mengembang dengan baik di semua kondisi cuaca, sedingin -40F dan sepanas 160F, dalam curah hujan hingga satu inci per jam, dan dengan angin 25 knot yang menghantam seluncuran dari sudut 45 derajat di sekitar pesawat.Pesawat penumpang dengan ambang pintu lebih dari dua meter di atas tanah harus dilengkapi dengan perosotan. Pesawat jarak jauh umumnya membawa perosotan dengan rakit penolong terintegrasi.Perosotan atau seluncuran darurat pesawat (Foto: CNN)Desain unik seluncur atau perosotan daruratBentuk pesawat mempengaruhi desain seluncurnya. Pesawat jumbo Airbus A380 memiliki total 16 perosotan, delapan di dek atas, dan delapan di dek bawah.Perancang harus memastikan bahwa konfigurasi slide menyatu, sehingga slide dek atas dan bawah tidak saling mengganggu. Keterbatasan ruang untuk penyimpanan seluncur juga perlu mendapat perhatian khusus."Alat ini melewati pengujian yang luar biasa. Kami akan menguji posisi pintu pada A380 seribu kali. Seribu penempatan untuk mengembangkannya dan kemudian memenuhi syarat sebelum dipasang di pesawat terbang," jelas Ritz Rautenbach, yang bekerja di bidang bisnis. pengembangan sistem evakuasi Collins.Collins, bekerja sama dengan produsen pesawat. Mereka harus menunjukkan bahwa semua penumpang dan awak dapat mengevakuasi pesawat dalam 90 detik atau kurang."Tes evakuasi memiliki berbagai tingkat, di mana seluncur dapat menangani pengungsi dalam berbagai kondisi, seperti dengan ambang pintu tinggi, ambang pintu rendah, atau dalam kondisi malam hari. Kami menguji penumpang terlatih, yang masih lugu, memastikan mereka memakai alas kaki yang tepat dan berpakaian dengan benar," kata Pope.Seperti banyak teknologi penerbangan terkait keselamatan, seluncuran evakuasi darurat jarang terlihat oleh penumpang, tetapi dapat menyelamatkan nyawa saat dibutuhkan."Saya suka apa yang kami lakukan, membangun peralatan keselamatan. Kami tidak ingin melihatnya digunakan dan kami membenci situasi di mana itu digunakan. Tetapi ketika kami melihatnya digunakan, dan mereka melihat apa yang mereka lakukan sangatlah penting, itu memberi kita semua rasa bangga," kata dia.