Tradisi Resik Lawon senantiasa digelar Warga Cungking, Kelurahan Mojopanggung, Kecamatan/Kabupaten Banyuwangi menjelang Ramadan. Dalam prosesi Resik Lawon, banyak warga yang rebutan minum air perasan lawon atau kain mori/kafan yang dicuci.Kegiatan digelar di Petilasan Ki Wongso Karyo atau biasa dikenal dengan Buyut Cungking, Jumat (18/3/2022). Dalam Prosesi itu, selalu ada masyarakat yang ingin mendapatkan perasan kain kafan. Sebagian masyarakat meyakini, air perasan bilasan kain putih itu bertuah.Mereka percaya jika meminum perasan kain kafan bisa menghindarkan dari mara bahaya. Tak hanya itu, badan jadi bugar dan sehat, terhindar dari penyakit."Kepercayaan masyarakat sini memang begitu. Kadang meminum air perasan mori itu," ujar Jam'i sesepuh adat setempat.Baca juga: Regenerasi Pelaku Seni, Banyuwangi Gelar Festival Rampak Kendang MilenialJam'i mengaku tak hanya meminum, masyarakat juga membawa botol untuk membawa pulang air perasan itu. Konon katanya, air itu juga bisa menyuburkan tanaman di sawah."Hanya disiramkan ke sawah. Dengan harapan tanaman mereka bisa tumbuh subur dan panen yang melimpah," tambahnya.Tradisi Resik Lawon Banyuwangi Foto: Ardian FananiSalah satu warga Banyuwangi, Suwarno (45) sengaja meminum air perasan itu untuk kesehatan. Dia mengambil air perasan kain usai dicuci di sungai dan langsung meneguknya. Tak hanya itu, dirinya juga membawa air perasan untuk tanamannya di sawah.Baca juga: Banyuwangi Gelar Festival Kitab Kuning"Kami yakin dan percaya jika ini membawa berkah. Semoga selalu sehat dan tanaman saya bisa panen melimpah," harapnya.Tradisi Resik Lawon ini digelar di Petilasan Ki Wongso Karyo atau biasa dikenal dengan Buyut Cungking, Jumat (18/3/2022). Ritual Resik Lawon ini harus diikuti para keturunan dari abdi dalem Buyut Cungking. Resik dalam bahasa Jawa memiliki arti bersih-bersih, sementara Lawon adalah sejenis kain mori atau kain kafan.Ritual yang sudah dilakukan selama ratusan tahun secara turun temurun itu digelar mendekati bulan Ramadan untuk membersihkan diri.