Sudah kenal dengan Joshan Dwanisya, wanita berhijab yang sukses meraih medali emas PON Papua dari cabang olahraga terbang layang? Kalau belum, yuk kenalan dengan Joshan yang akan berbagi kisah perjuangannya hingga bisa meraih medali emas.Joshan Dwanisya adalah atlet terbang layang yang berasal dari Subang, Jawa Barat. Hijabers yang akrab disapa Sasha ini menceritakan perjalanan kariernya dari yang awalnya ingin menjadi tentara malah kemudian beralih sebagai atlet.Setelah lulus SMA, Sasha yang saat itu berusia 17 tahun, sengaja tidak melanjutkan kuliah atau kegiatan lainnya selama satu tahun. Dia melakukan itu karena jika sudah genap 18 tahun ingin mendaftar menjadi anggota TNI AD."Tapi aku gagal di pusat dan akhirnya pulang. Setelah itu aku coba daftar lagi yang kedua namun gagal lagi. Sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk kuliah," ungkap Sasha kepada Wolipop saat diwawancara pekan ini.Putri dari Djoko Gunadi dan Sandra Sulistiotanti itu ingin menjadi tentara karena latar belakang keluarganya. Ayahnya adalah seorang tentara angkatan udara."Ayah sendiri kerja sebagai TNI AU di Wingdiktek Lanud Suryadarma Kalijati, Subang sebagai Kasibinjas Wingtek. Pangkat ayah sekarang Mayor," jelasnya.Joshan Dwanisya, atlet cabang olahraga (cabor) Terbang Layang dalam PON Papua 2021. Foto: Dok. Pribadi Joshan Dwanisya.Baca juga: Mengenal Nafa Amadea Atlet Selam Berhijab Raih Medali Emas PON Papua 2021Namun saat akhirnya memutuskan kuliah setelah gagal menjadi tentara, mayoritas universitas di Jawa Barat sudah menutup pendaftarannya untuk mahasiswa baru. Sasha yang tidak mau menunggu hingga tahun berikutnya karena umur yang semakin bertambah berusaha mencari tahu kampus yang masih membuka pendaftaran."Jadi akhirnya aku cari-cari informasi ke teman dan ternyata teman memberikan informasi kalau masih ada universitas yang buka di Yogyakarta yaitu Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta," kenang Sasha.Anak bungsu dari dua bersaudara ini kemudian mendaftar di kampus tersebut jurusan keperawatan. Dia memilih jurusan tersebut dengan pemikiran nantinya bisa merawat kedua orangtua."Ambil jurusan ini karena apa, aku mau nanti bisa merawat orangtua aku, dan bisa merawat siapapun yang membutuhkan pertolongan aku. Dan aku juga berpikir jurusan ini mulia karena menolong semua orang tanpa mengenal pamrih," kenang Sasha.Joshan Dwanisya, atlet cabang olahraga (cabor) Terbang Layang dalam PON Papua 2021. Foto: Dok. Pribadi Joshan Dwanisya.Baca juga: Perkenalkan Ini 10 Atlet Hijab Peraih Medali Emas di PON Papua 2021Awal Mula Sasha di Olahraga Terbang LayangMenjadi anak seorang tentara angkatan udara, sejak kecil Sasha pun kerap diajak sang ayah ikut terbang di pesawat penarik yang bermesin. Bahkan dia juga pernah mengikuti pendidikan terbang layang.'Ketika SMA kelas 2 tahun 2015 aku ikut pendidikan terbang layang di Kalijati Subang, karena untuk pilot penerbang layang sendiri ini harus mempunyai ijazah lulus pendidikan terlebih dahulu," lanjut Sasha.Sasha mengungkapkan alasannya pada akhirnya tertarik menjadi atlet terbang layang...KLIK HALAMAN SELANJUTNYA.Saksikan juga: Napak Tilas dan kesaksian Bocah Hilang di Gunung Guntur [Gambas:Video 20detik]
Sasha mulai tertarik olahraga terbang layang karena cabor tersebut jarang diminati wanita. Pasalnya terbang layang saat itu dianggap sebagai olahraga yang ekstrem dan menghabiskan banyak waktu di lapangan untuk berpanas-panasan. Dan pastinya olahraga ini membutuhkan adrenalin dan keberanian yang ekstra.Wanita 22 tahun itu juga merasa takut saat mencoba olahraga tersebut pertamakali. Hingga kini pun rasa grogi kerap datang saat dirinya akan bertanding terbang layang."Jujur waktu pertama kali aku juga takut banget, dan sampai sekarang pun masih ada rasa takut demam panggung. Nervous gitu masih ada ya karena rasa takut itu kan manusiawi, tapi setelah lulus pendidikan terbang dan sering latihan alhamdulillah jadinya terbiasa,' ungkapnya.Sasha punya cara tersendiri untuk menghilangkan rasa deg-degan ketika terbang di atas pesawat Sasha. Dia memilih bernyanyi supaya tidak tegang.Wanita berhijab ini pertama kali bertanding sebagai atlet terbang layang pada 2016 di Sumatera Selatan. Dia masih ingat saat itu belum memiliki pengalaman dan berakhir dengan kekalahan."Dan betul dulu akhirnya kalah, tapi tidak apa-apa itu jadi pembelajaran tersendiri buat saya untuk lebih baik lagi dan banyak berlatih, karena kegagalan bukan akhir dari segalanya tapi kegagalan itu adalah keberhasilan yang tertunda," tuturnya panjang lebar.Suka Duka Cabor Terbang LayangKini Sasha sudah mengikuti banyak pertandingan terbang layang. Dan telah beberapakali mendapatkan medali, termasuk yang terbaru medali emas PON Papua 2021.Dengan segala pengalamannya itu, Sasha merasa menjadi atlet terbang layang menyenangkan. Dia sangat bahagia ketika bisa terbang sangat tinggi sehingga mendapat nilai maksimal."Dan bisa landing pas di kotak dan bisa dikenal banyak orang lain juga," kata Sasha saat ditanya hal menyenangkan jadi atlet terbang layang. Sedangkan hal yang membuatnya sedih adalah saat sedang terbang tidak dapat thermal, pesawat tidak bisa naik dan akhirnya cepat turun.Pengalaman bertanding yang tak terlupakan baginya adalah ketika berada di Sumatera Selatan. Saat itu dia mengikuti babak kualifikasi untuk PON Jawa Barat 2016 dan dia gagal lolos."Aku diledekin salah satu temenku dia bilang gini 'kasian deh kamu nggak lolos pon Jawa Barat, dasar lemah,' jujur aku di situ sakit hati ada, tapi aku cuma ketawa aja, itu sih paling mengesankan banget sampai sekarang," terangnya.Joshan Dwanisya, atlet cabang olahraga (cabor) Terbang Layang dalam PON Papua 2021. Foto: Dok. Pribadi Joshan Dwanisya.Awal Ikut PON XX PAPUA 2021Sasha terpilih menjadi atlet terbang layang mewakili Jawa Barat di PON Papua 2021 saat dia memasuki bangku perkuliahan semester 4. Pada 2019 dia harus ikut babak kualifikasi untuk menentukan lolos atau tidaknya ke PON Papua."Dan Alhamdulillah aku dan partnerku lolos PON Papua ini. Karena aku turun di kelas mix double jadi aku berpasangan dengan laki-laki. Namanya Nanda Rizki asal Bekasi," jelas mahasiswi keperawatan itu.Sasha merasa senang bukan main ketika berhasil mengikuti ajang PON XX PAPUA 2021. Dia pun berbagi pengalaman paling berkesannya di PON Papua."Alhamdulillah saya bangga sekali bisa ikut PON Papua ini dimana ini ajang olahraga terkeren se-Indonesia. Pengalaman yang berkesan selama PON kemarin itu ketika kemarin saya terbang pagi-pagi dan ternyata di atas kabut gelap dan landasan saya tidak terlihat apapun. Di atas saya cuma bisa pasrah dan berdoa Alhamdulillah saya bisa mendarat dengan selamat," imbuhnya lega.Sasha yang tergabung dalam kontingen Provinsi Jawa Barat turun pada kategori Mix Double Duration Flight Kelas Schweizer SGU 2-22. Berpasangan dengan atlet Nanda Rizki, pertandingan terbang layang yang dilakukannya dilaksanakan di Lanud Yohanis Kapiyau, Kabupaten Mimika, Papua mulai 23 September 2021 sampai dengan 6 Oktober 2021. Dan dia berhasil mendapatkan medali emas."Awalnya aku juga tidak menyangka sama sekali bisa dapat medali emas. Karena saingan aku berat-berat semua, tapi pas diumumin aku dapat medali emas, Alhamdulillah aku nangis juga terharu banget," kata Sasha terharu.Bagi kamu para wanita yang ingin mengikuti jejaknya, Sasha memberikan pesannya. Menurutnya konsisten dan tidak mudah menyerah adalah kunci sukses untuk meraih apapun."Kamu harus menekuni apa yang ingin kamu dapatkan, tetap kuat bertahan menghadang badai apapun. Jika tekad dan niat kamu ke satu tujuan Insya Allah apapun bakal tercapai. Jadikan cacian, makian, hinaan itu menjadi motivasi agar kamu menjadi lebih sukses. Buktikan ke semua orang kalau kamu bisa. Semangat terus, berlatih terus," pungkasnya.Prestasi Atlet Terbang Layang Joshan Dwanisya2017 medali perunggu kasau cup mix double precition landing.
2019 medali emas kejurnas mix double duration flight.