Senyumnya ramah pada siapapun yang menyapa. Berumur kurang dari 40 tahun, Rian Mahendra adalah sosok utama di PO Haryanto.Meski demikian ia tak mau mengakuinya. Karena, di belakang Rian masih ada Haji Haryanto yang masih bertugas dan adiknya."Aku nggak pengen dipanggil bos. Cuma orang-orang itu yang njulukin begitu sendiri," kata Rian mengawali obrolan di kafe Garasi PO Haryanto Kudus beberapa waktu lalu.Baca juga: Filosofi 'Ilmu Langit' PO Haryanto"Aku nggak pernah memposisikan diriku sendiri sebagai pimpinan. Cuman, aku cenderung dari awal dari 2003, aku ikut merintis usaha ini sama bapak, aku menganggap karyawanku itu rekan kerja," imbuh dia."Makanya sampai sekarang tambah banyak-banyak dan mulai banyak julukan Bos Bersarung-lah, Bos Moeda-lah, yang apalah, apalah. Tapi aku nggak pernah mikir soal itu," kata dia lagi.Rian muda pada zamannya terlalu nakal. Kata dia, ia hanya lulusan SMP dan tak tamat SMA. Ia juga pernah mondok di sebuah pesantren.Pengalamannya itulah yang bisa dibilang menggembleng dia menjadi sosok dihormati di PO Haryanto. Bahkan ia baru diperbolehkan masuk ke perusahaan ayahnya ini setelah menikah.Baca juga: Kisah Sopir Bus AKAP Dipecat Gegara Tak Sholat"Aku di manapun, tak hitung seingetku kalau ditanya, "Mas yang punya PO Haryanto?", nggak nggak pernah. Aku selalu ngomong diriku seorang karyawan PO Haryanto. Jabatannya apa, direktur operasional," jelas Rian."Bahkan di lapangan, setiap yang tanya mas di PO Haryanto sebagai apa, ku jawab karyawan. Nggak pernah ku bilang sebagai bos atau pimpinan, apalagi yang punya. Malu," imbuh dia.Bus di Garasi PO Haryanto Kudus (Foto: Ahmad Masaul Khoiri/detikcom)Bukan tanpa sebab Rian menjelaskan hal demikian. Kata dia, selama ini dirinya juga digaji oleh ayahnya, begitupun sang ayah yang juga mendapat gaji dari perusahaan."Haji Haryanto masih campur tangan langsung? Bapak masih dong. Jadi perusahaan ini dibagi menjadi dua, satu operasional dan satu lagi keuangan," kata dia."Yang operasional ini sejak 2003-2009, bapak mengelola agen-agen yang ada di Jakarta. Sedangkan operasional, manajemen penjualan, sistem birokrasi dan lain-lain itu aku yang nge-build di sini mulai dari nol," imbuh Rian.Pada tahun 2003, Rian mulai membuat jaringan penjualan hingga jaringan agen. Sang bapak di sana mengawasi agen, mengembalikan dan mengirim bus."Armada PO Haryanto kan cuma berjumlah lima unit Non AC dulu," jelas dia.Selanjutnya, rute awal PO Haryanto >>>Rute awal PO HaryantoDi masa awal beroperasi, PO Haryanto hanya menjalankan dua rute saja. Rute ini hanya dari Jawa Tengah ke Jakarta.Pada masa itu ia hanya membantu dan mengurusi semua bidang perusahaan. Enam tahun berselang, perubahan besar mulai terlihat di PO Haryanto."Pati-Kudus-Jakartan dan Purwodadi-Jakarta. Dulu cuma ada ke Pulogadung saja, zaman 2003 itu. Pada saat itu aku masih ngurusin operasional dan administrasi keuangan dan sebagainya," jelas Rian."2008-2009 adek mulai gabung, mulai bantuin kerja, akhirnya di-split. Aku operasional, adikku bagian keuangan. Jadi sejak saat itu aku jadi leluasa. Aku bisa buka mana-mana," imbuh dia menerangkan.Pada masa ini, Rian bak mendapat angin segar. Ia tak terkungkung di dalam kantor lagi dan bisa mengembangkan berbagai jalur.Selesai melakukan pengkajian, ia lalu menyerahkan ke sang bapak untuk disetujui apabila ingin melebarkan sayap atau rute baru."Ibaratnya seperti macan dikasih sayap saja. Aku buka Madura, Solo, Wonogiri, Malang sampai sekarang buka Pantura. Ya, urutannya dari situ," kata Rian.PO Haryanto mulai menanjak semenjak Rian mulai serius bergabung?"Sebenarnya nggak sih, mulai adikku gabung. Jadi semenjak Agus Hartopo itu bergabung ke pecah bagian operasional dan keuangan, makanya tadi aku bilang, seperti macan dikasih sayap," tegas dia lagi."Jadi aku leluasa ngembangin perusahaan karena nggak fokus di kantor ngurusin keuangan. Aku fokus ngembangin jalur, nemenin agen-agenku, intens didik karyawanku dan bina mereka," ujar dia.Peran Rian Mahendra tak cukup di situ. Ia juga mengembangkan fanbase sampai printilan lain yang melekat di bus atau armadanya.***PO Haryanto masih menyimpan segudang fakta menarik lain. Laporan khusus lainnya masih akan ada di berita selanjutnya!