Fakta-fakta Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan Mulai Hari Ini

Fakta-fakta Pedagang Daging Sapi Mogok Jualan Mulai Hari Ini

toy2021/01/20 07:06:36 WIB
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto

Pedagang daging sapi berencana melakukan mogok jualan mulai hari ini, Rabu (20/1). Hal itu dibenarkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi saat dimintai konfirmasi.Pedagang akan mogok jualan di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jadetabek)."Mulai besok (hari ini, Rabu), Mas (pedagang daging sapi di Jadetabek mogok jualan)," kata dia saat dihubungi detikcom, kemarin Selasa (19/1/2021).Baca juga: Antisipasi Pedagang Mogok Jualan, Pemprov DKI Siapkan Stok Daging BekuKetua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri sudah mengetahui mengenai rencana pedagang daging sapi mogok jualan."Ini kan kemarin sebenarnya itu ada pertemuan beberapa pedagang daging yang mengkonsolidasikan pedagang-pedagang daging yang lain untuk mogok," kata dia saat dihubungi detikcom.Baca juga: RI Butuh Impor 281 Ribu Ton Daging Sapi & KerbauDia mengungkapkan daging sapi terancam langka imbas pedagang mogok jualan."Sangat mungkin ada kekhawatiran kelangkaan, sangat mungkin kalau memang mogok tiga hari maka terputus rantai distribusi sampai ke rakyat," ungkapnya.Ikappi pun meminta pedagang daging sapi tetap berjualan. Selengkapnya di halaman selanjutnya.Jika sampai terjadi kelangkaan, tentu saja hal itu akan berimbas buruk kepada para pedagang makanan yang biasa menyajikan olahan daging sapi."Nah, kalau terputus rantai distribusi sampai ke rakyat ini akan mempengaruhi banyak hal, seperti tadi saya sebutkan warung rumahan akhirnya tidak berjualan rendang, ini kan kasihan ya efeknya cukup besar," ungkap Abdullah.Dijelaskannya, kemarin Ikappi mengeluarkan surat edaran untuk seluruh anggotanya di Jabodetabek khususnya pedagang daging sapi untuk tetap berjualan walaupun mengurangi volume."Jadi kalau biasanya satu sapi bakalan itu dibagi dua, silakan dibagi empat atau dibagi lima, tetapi tetap jualan," sebutnya.Baca juga: Imbas Brexit, Inggris Dilarang Ekspor Sosis ke Uni Eropa di 2021Dia menjelaskan ada tiga pertimbangan pihaknya mengeluarkan surat edaran agar pedagang daging sapi tetap berjualan. Pertimbangan pertama, pihaknya khawatir pedagang kehilangan pelanggan."Kedua, kasihan pelanggan mereka yang warung-warung rumahan, yang produksi warungan seperti nasi padang kayak gitulah, jajanan-jajanan, yang rumahan lah, kami khawatir mereka juga terdampak dari efek mogoknya perdagang," jelasnya.Pertimbangan ketiga agar pasar tidak sepi karena itu berefek kepada komoditas lain. Atas dasar itu lah Ikappi meminta pedagang daging sapi tetap berjualan meski volume dagangannya dikurangi.Biang kerok yang bikin pedagang daging sapi mogok jualan di halaman selanjutnya.Abdullah Mansuri mengungkapkan biang kerok yang memicu pedagang daging sapi memutuskan mogok jualan, yaitu melonjaknya harga komoditas tersebut."Saya mengerti karena harga daging ini cukup naik, dan fluktuasinya tidak wajar," kata dia.Hal itu, dipahaminya membuat pedagang kesulitan menjual daging sapi. Dijelaskannya, kenaikan harga daging sapi signifikan walaupun sudah sedikit turun."Daging sapi paha belakang itu kan sekitar Rp 123-124 ribu wajarnya, sekarang sudah di atas Rp 127-128 ribu. Daging sapi murni yang wajarnya sekitar Rp 112 ribu itu sekarang sudah Rp 122. Daging sapi murni cukup berat ya, Rp 112 ribu jadi Rp 122 ribu," paparnya.Baca juga: Mentan: Pangan Dasar Semuanya dalam Kondisi AmanKenaikan tersebut amat memberatkan konsumen lantaran sedang kondisi pandemi COVID-19, yang mana daya beli masyarakat turun."Apalagi lagi pandemi, daya beli turun ya kan, memang berat sih buat pedagang, cukup berat, saya memahami itu," sebutnya.Untuk itulah dirinya meminta pemerintah ikut turun tangan menelusuri penyebab harga daging sapi naik."Jadi, memang ini sesungguhnya protes kami terhadap kebijakan pemerintah. Artinya pengawasan terhadap feedlooter (industri penggemukan sapi potong), harga kenapa bisa tinggi. Asumsi kami masih dikendalikan beberapa pihak saja," katanya.Menurutnya itu adalah tugas Satgas Pangan untuk menelusurinya. Tapi pihaknya berharap agar pemerintah juga ikut campur mengawasi distribusi dari hulu sampai hilir.

Klik untuk melihat komentar
Lihat komentar
Artikel Lainnya